Pengenalan Budaya Lokal Melalui Sastra
Oleh: Dhani
Susilowati
Acap kali sastra dianggap remeh oleh
masyarakat dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang lain, seperti ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan bahasa asing. Di mata masyarakat
bahasa Inggris dipandang lebih hebat daripada bahasa Indonesia dan sastra. Sebagian
besar masyarakat Indonesia hanya mengenal sastra sebagai sarana untuk
mendapatkan sebuah hiburan. Namun sebenarnya mereka tidak mengerti arti sastra
yang sesungguhnya. Seperti kata pepatah “tak kenal maka tak sayang” begitulah
anggapan masyarakan Indonesia mengenai sastra.
Apa Itu Sastra?
Sastra merupakan
sesuatu yang disampaikan oleh penulis, berupa gagasan atau perasaan yang disampaikan
dengan medium bahasa baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Sastra sering kali
disebut sebagai media untuk mengungkapkan perasaan dan emosi penulis. Berdasarkan jenisnya, sastra dibagi
menjadi tiga yaitu puisi, prosa dan drama.
Puisi adalah sebuah karya sastra berupa
tulisan, yang menggunakan bahasa sebagai unsur estetika dan penentu makna. Diksi
dalam puisi menjadi sangat penting untuk menentukan makna dan memperindah
puisi. Lain dengan puisi, prosa merupakan karya sastra yang berbentuk cerita bebas.
Bebas dalam arti tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata dalam
setiap baris serta tidak terikat oleh rima. Rima adalah pengulangan bunyi baik
di larik sajak maupun di akhir sajak yang berdekatan. Sedangkan drama yaitu
karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan melibatkan gerak.
Drama tidak hanya berbentuk teks, tetapi berupa pementasan.
Kegunaan Sastra
Tentu sastra
memiliki peran penting dalam suatu masyarakat. Itulah sebab sastra tidak bisa
dianggap sepele oleh masyarakat. Karya sastra dapat dimanfaatkan sebagai sarana
hiburan. Seperti yang dikenal oleh masyarakat awam bahwa sebuah karya sastra
dibuat untuk dibaca ataupun dinikmati oleh orang lain. Kisah-kisah yang
disajikan dalam karya sastra yang berdasar pada kehidupan dapat membuat
seseorang tertarik untuk membaca atapun menyaksikan jika itu merupakan sebuah
penampilan.
Selain
sebagai sarana hiburan, karya sastra dapat memperkaya pengetahuan. Dari sebuah
karya sastra, masyarakat bisa menambah wawasan atau informasi baru dengan cara
memahami gagasan maupun keadaan yang dituliskan oleh penulis di dalam karya
sastra. Oleh karena itu, penulis dituntut untuk mencari data dan informasi yang
benar sebelum menulis agar tulisannya tidak hanya berdasar dari imajinasi penulis
saja.
Karya
sastra dapat dijadikan sebagai pembanding antara kehidupan sosial budaya
masyarakat. Melalui sastra kita dapat mengetahui keadaan masyarakat zaman
sekarang dan masyarakat zaman dahulu. Tentu dengan cara membandingkan karya
sastra yang ditulis zaman dahulu dan karya sastra yang ditulis pada saat ini,
akan terlihat secara jelas keadaan suatu masyarakat.
Sebuah
karya sastra juga dapat memperkaya penjiwaan atau emosi. Berdasarkan cerita dalam
sebuah karya sastra, pembaca mampu menghayati dan seolah-olah merasakan apa
yang dirasakan oleh tokoh di dalam cerita. Bahkan sering kali seseorang
menangis ketika membaca cerpen ataupun novel yang mengisahkan tentang cinta
yang bertepuk sebelah tangan.
Imajinasi
dan rasa penasaran sering kali dapat ditumbuhkan melalui kebiasaan seseorang
membaca karya sastra. Misalnya ketika seseorang membaca novel, pasti secara
sadar maupun tidak sadar ia akan berimajinasi, entah tentang tokoh, tempat yang
diceritakan ataupun suasana dalam cerita. Seorang pembaca juga kerap kali
menebak akhir dari sebuah cerita. Karya sastra yang menarik merupakan karya
sastra yang ceritanya tidak mudah ditebak oleh pembaca.
Sastra mengenalkan budaya lokal
Harus
diakui bahwa di Indonesia masalah pelestarian budaya dan kegiatan pendukungnya
masih sangat minim. Beberapa kasus yaitu diakuinya budaya lokal Indonesia oleh
pemerintahan Malaysia. Hal itu disebabkan kurangnya pengenalan budaya lokal dan
upaya perlindungan oleh pemerintah. Bagaimana masyarakat Indonesia bagian timur
mengetahui budaya dari masyarakat Indonesia bagian barat atau sebaliknya, jika
tidak ada upaya pengenalan budaya dari tiap-tiap daerah. Bisa jadi masyarakat
Indonesia tidak mengenal budaya yang ada di negaranya sendiri. Lalu bagaimana
mungkin mereka akan melestarikan suatu budaya ketika mereka tidak mengenalnya.
Sastra
erat kaitannya dengan unsur kebudayaan.
Melalui sastra, dikenalkan kepada pembaca tentang pelbagai budaya yang ada di nusantara.
Beraneka ragam budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke diantaranya kebudayaan
Jawa, kebudayaan Bali, kebudayaan Minangkabau dan lain sebagainya.
Penjelasan
mengenai budaya bisa dilakukan dengan menggunakan media sastra baik berupa
lisan maupun tulisan. Dengan membaca karya sastra baik itu puisi, prosa maupun
drama, seseorang mampu mengetahui keadaan alam, mitos, sejarah serta kebudayaan
di suatu daerah.
Keadaan
alam suatu daerah dijelaskan dalam puisi, misalnya puisi Memburu Sunset karya Moh.
Wan Anwar. Puisi Memburu Sunset menceritakan tentang dua orang, lelaki dan
perempuan yang tengah menunggu sunset di tepi pantai. Namun seorang perempuan
terlebih dahulu meninggalkan sang lelaki yang masih bersikeras menunggu. Dalam
puisi itu digambarkan dengan jelas indahnya suasana di pantai ketika sore hari.
Suatu
budaya biasany aerat kaitannya dengan mitos. Mitos suatu daerah dapat
dijelaskan melalui artikel dan esai. Artikel tentang mitos misalnya Mitos
Wonosobo Sebagai Kota Terlarang dan Keindahan dan Mitos Kawah Sleri di Dataran
Tinggi Dieng. Adapun esai yang membahas tentang mitos di antaranya: Mitos
Lawang Sewu Semarang dan Mitos Indonesia. Esai Mitos Indonesia dimuat dalam
Harian Kompas, 19 Mei 2010.
Sejarah
suatu daerah dapat dikisahkan melalui artikel, esai, legenda, puisi dan drama.
Esai yang memuat mengenai sejarah misalnya Sejarah Candi Gedong Songo di
Semarang, Sejarah Berdirinya Candi Dieng Wonosobo dan Wisata Sejarah di Museum
Fatahillah Jakarta. Adapun contoh artikel mengenai sejarah di antaranya:
Sejarah Agama Hindu di Bali, Sejarah Bahasa Suku Bali dan Air Terjun 7 Bidadari
Sumowono di Jawa Tengah. Sejarah juga bisa dicerminkan melalui puisi yaitu
puisi Diponegoro karya Chairil Anwar. Sejarah sangat berperan penting agar masyarakat
lebih menghargai apapun yang ada dalam suatu daerah.
Sastra
dapat menjelaskan kebudayaan suatu daerah melalui cerpen, drama, artikel, dan
esai. Cerpen berjudul Gadis 360 Hari yang Lalu karya Sayfullan, mengenalkan
unsur budaya jawa yaitu aksara Jawa. Drama atau film Tenggelamnya Kapal Van Der
Wick yang diadaptasi dari novel lawas pada tahun 1938 karangan Haji Abdul Malik
Karim (HAMKA), juga berperan penting
dalam menggambarkan kebudayaan di daerah Minangkabau. Adanya artikel Mengenal
Budaya Suku Dani Papua juga membuat masyarakat Indonesia di luar papua menjadi
tahu mengenai kebudayaan suku tersebut. Karya sastra berupa esai berjudul
Manusia Sunda menceritakan dengan jelas bagaimana budaya dan kehidupan
masyarakat suku Sunda. Pengenalan kebudayaan melalui sastra akan menciptakan
manusia-manusia yang bersahabat dengan budaya.
Pengenalan
budaya lokal melalui karya sastra dapat meningkatkan rasa cinta tanah air. Di
zaman sekarang, terkadang masyarakat Indonesia lebih bangga terhadap budaya
luar dibandingkan budaya sendiri, terutama para public figure. Sering kali mereka mengekspos kegiatan wisata mereka
di luar negeri atau memamerkan foto-foto mereka di media sosial seperti instagram, facebook, dll. Hal itu
terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat indonesia mengenai budaya
lokal. Terkadang wisata-wisata lokal tertentu kurang dipromosikan melalui media
sosial.
Sastra
berperan sangat besar terhadap upaya pengenalan budaya lokal Indonesia kepada
masyarakat Indonesia maupun masyarakat manca negara. Ketika budaya lokal
berhasil dikenalkan, bukan hal yang sulit untuk menjadikan Indonesia sebagai
negara yang terkenal kaya budaya di kalalangan masyarakat dunia. Sejatinya
warisan budaya nasional atau warisan budaya bangsa adalah cermin tingginya
peradaban suatu bangsa. Budaya sebagai identitas suatu bangsa harus dikenalkan
kepada dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar